Bertandang ke Semarang tak akan lengkap tanpa mencicipi kulinernya. Banyak sekali jenis kuliner khas Semarang yang bisa dicicipi selama berada di Semarang. Seperti malam ini, saya sengaja diajak Tante tris dan Ribka untuk mencicipi salah satunya.
“Kamu sudah laper, Ka?”
“Banget Tante. Malam ini kita mau cicip apa nih?” tanya saya antusias.
“Kita makan tahu pong di Depok.”
“Waduh! Mau makan tahu pong ke Depok segala tante. Itu mah saya pulang lagi dong,” jawab saya yang langsung disambar ledakan tawa dari Ribka dan mamanya.
“Emang yang punya Depok kamu doang, Ka? Di Semarang juga ada daerah yang namanya Depok,” timpal Ika yang membuat saya hanya bisa nyengir sambil menggaruk-garuk kepala yang tak gatal sama sekali.
Panther hitam milik Tante Tris memelankan lajunya di Jl.Depok. Tepat di sebuah warung tenda bernama Sari Roso. Wah, wisata kuliner malam saya dimulai dengan sepiring tahu pong gimbmal khas Semarang. Yippiy!
Tahu Gimbal merupakan salah satu jenis kuliner khas Semarang yang diadaptasi dari kuliner Cina dengan rasa lokal. Sedangkan Sari Roso adalah salah satu warung tenda tahu gimbal yang cukup terkenal di Semarang. Menurut penuturan tante Tris, warung tahu pong yang paling terkenal sebenarnya ada di daerah Peloran. Namun sayang warung itu sudah ditutup dan diganti dengan rumah makan baru di kawasan pecinan, Pasar Semawis. Oleh karenanya, pilihan selanjutnya pun jatuh pada Sari Roso.
Selain tahu pong dan tahu gimbal, menu yang bisa dicicipi di Sari Roso antara lain, tahu pong gimbal emplek, tahu telur, tahu komplit, tahu kopyok telur, gimbal telur, tahu emplek gimbal, tahu emplek gimbal telur, dan masih banyak yang lain.
Hmm..pilihannya begitu banyak, cukup membuat saya bingung. Tapi akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada tahu pong emplek, tahu pong gimbal, serta tahu kopyok telur. Menu yang cukup banyak untuk kami bertiga ya? Hehe..
Semua menu yang saya pesan langsung diracik langsung oleh si penjual. Sambil menunggu pesanan datang, saya dihibur oleh musisi jalanan yang mampir menghibur para pengunjung yang cukup padat malam ini.
Hampir mirip dengan di Yogya, mereka membawa alat-alat musik lengkap layakanya penyanyi profesional dan tak ketinggalan vokal yang enak di telinga. Sebuah lagu berselang, pesanan saya pun datang. Tahu yang masih mengepul panas disajikan dalam sebuah piring putih bermotif bunga. Saus berwarna cokelat kehitaman disajikan dalam piring yang berlainan. Tak ketinggalan serutan acar lobak dan juga sambal rawit dadaknya.
Tahu pong langsung digoreng saat saya memesan, jadi benar-benar masih panas mengepul. Tahu pongnya berjumlah lebih dari 7 buah dalam satu piring. Ditambah lagi dengan emplek (seperti tahu Cina yang lembut) untuk tahu pong emplek, sebuah gimbal atau bakwan udang yang dicetak melebar untuk tahu pong gimbal, dan telur bulat utuh yang digoreng untuk tahu pong telur. Jadi, pilihan paduannya tergantung selera saja.
Cara memakannya, tahu pong disobek dan dicelupkan ke dalam sausnya, tunggu hingga meresap barulah disantap. Rasanya hmm.. enak! Tahunya gurih renyah, tak meninggalkan aroma dan rasa asam sama sekali. Saat bercampur dengan kuahnya yang manis manis manis gurih, wah.. semakin mantab saja rasanya!
Kuahnya terbuat dari kecap manis yang dicampur dengan petis udang dan bawang putih yang royal. Tambah lezat saat sambal dadaknya sudah dicampurkan ke dalam kuahnya. Huah..huah.. benar-benar pedas menggigit! Acar lobak yang diserut halus mengingatkan saya akan gari, acar jahe merah teman setia makan sushi. Rasanya krenyes..krenyes.. renyah asam segar!
Gimbal yang berupa gorengan udang dan adonan tepung agak tipis lebar. Setelah digoreng lalu dipotong-potong. Teksturnya sangat renyah dan rasanya gurih enak. Udang dan tauge yang dibalut dengan tepung dan digoreng kering bumbunya pun sangat terasa. Kriuk..kriuk.. garing dan gurih. Tahu telur kopyok paling berbeda sendiri diantara pesanan saya.
Tahu yang dihaluskan dikocok bersama dengan telur dan juga daun bawang. Yah, hampir mirip dengan martabak tapi tidak menggunakan kulit saja. Rasanya pun enak setelah tersiram dengan bumbunya. Jejak pedas yang tertinggal di lidah disapu dengan teh manis hangat.
Wah, benar-benar sedap sekali. Perut saya sudah kenyang, rasa penasaran terbayarkan sudah. Lebih senang saat membayar, karena harganya yang sangat ramah dikantong jika dibandingkan dengan porsinya yang cukup besar. Harga untuk seporsi tahu pong biasa Rp. 6.000, tahu pong gimbal Rp.11.000,00, tahu emplek Rp 6.000,00 dan tahu emplek gimbal Rp. 11.000,00. (Harga ini di tahun 2009).
Sebelum pulang, saya ditawari es serut pelangi yang kiosnya tak seberapa jauh dari lokasi saya malam itu. Namun sayang, perut saya sudah terlalu kenyang. Dengan berat hati saya menolak halus tawaran Tante Tris. Tapi, kalau besok siang pasti saya nggak akan menolak. Hehehe…
Tahu Pong Sari Roso
Jl. Depok, Semarang
Cabang:
Jl. Gajah Mada 106 (kanan jalan dari arah simpang lima)
Semarang, 29 Maret 2009